Home Investasi 7 Cara Investasi Reksadana yang Menguntungkan dan Mudah Bagi Pemula
cara investasi reksadana

7 Cara Investasi Reksadana yang Menguntungkan dan Mudah Bagi Pemula

by Titis NP

Modal investasi yang kecil dan proses pembelian yang sangat mudah menjadi alasan utama reksadana cocok untuk investor pemula. Investasi reksadana menghasilkan keuntungan yang lumayan dan bersih dari pajak. Berikut cara investasi reksadana yang wajib diketahui para pemula. 

7 Cara Investasi Reksadana untuk Pemula 

Demi tercapainya financial freedom dan masa depan yang lebih terjamin, investasi memang cara paling efektif untuk dilakukan. Berapapun penghasilan yang diperoleh, sebaiknya alokasikan sedikit untuk dana investasi. 

Sebab, menabung saja tidak cukup untuk meningkatkan kekayaan secara signifikan dalam waktu cepat. Beruntung, berinvestasi reksadana dapat dimulai dengan modal Rp100.000. Nominal yang sangat terjangkau bagi investor pemula bergaji pas-pasan sekalipun. 

Ketika sudah mantap untuk berinvestasi, terapkan 7 cara ini agar peluang keuntungan semakin besar: 

1. Menentukan Tujuan Investasi 

Mengibaratkan investasi sebagai sebuah perjalanan, maka ada tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu. 

Para investor pemula harus menyadari pentingnya menentukan tujuan dalam berinvestasi reksadana. Sebab, tujuan tersebut berpengaruh pada jangka waktu dan jenis reksadana yang terbaik untuk dipilih. 

Tujuan investasi merupakan motivasi terbesar yang mampu menjaga semangat investor. 

Beberapa contoh tujuan melakukan investasi reksadana antara lain: 

  • Dana pendidikan anak
  • Dana pensiun
  • Dana pernikahan
  • Dana berangkat haji atau umroh
  • Dana pembelian rumah, kendaraan, tanah atau gadget
  • Dana liburan ke destinasi impian
  • Dana hiburan

banner gadau bpkb gadai kendaraan

2. Mencari Tahu Profil Risiko  

Selanjutnya, cara investasi reksadana yang penting bagi para pemula adalah mengetahui profil risiko sebagai seorang pemilik modal. 

Istilah profil risiko dalam investasi merujuk pada seberapa kuat kemampuan seorang investor untuk menanggung risiko investasi demi meraup potensi keuntungan yang fantastis.  

Profil risiko akan menentukan jenis reksadana yang paling cocok untuk dipilih. 

Adapun profil risiko terbagi menjadi 3 kategori, yakni: 

  • Profil Risiko Agresif

Jika berada di level profil risiko agresif, maka investor tersebut adalah seorang risk taker. Artinya, memiliki kesiapan yang kuat untuk berinvestasi di segala jenis instrumen. 

Baca Juga  Tabungan Emas Antam vs Pegadaian : Mana yang Lebih Menguntungkan?

Dengan kata lain, tipe investor agresif siap meraup keuntungan yang sangat besar maupun siap menderita kerugian yang besar. 

Umumnya, pemilik profil risiko agresif adalah para investor yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam menganalisis kondisi pasar. 

Jenis reksadana saham cocok untuk tipe investor agresif. Ditambah dengan diversifikasi di reksadana pendapatan tetap untuk memaksimalkan keuntungan. 

Baca Juga : Cara Investasi di Bibit Supaya Portofolio Makin Meroket Bagi Pemula

  • Profil Risiko Moderat

Selanjutnya, profil risiko moderat merujuk pada investor yang siap menghadapi fluktuasi jangka pendek namun tidak siap menanggung kerugian yang besar. 

Reksadana campuran umumnya direkomendasikan untuk tipe investor moderat. Jenis reksadana pasar uang dan pendapatan tetap lebih dititikberatkan sedangkan reksadana saham sebagai langkah diversifikasi. 

  • Profil Risiko Konservatif 

Terakhir adalah profil risiko konservatif. Tipe investor konservatif lebih memilih untuk menghindari risiko dalam berinvestasi. 

Umumnya, para pemula yang masih awam berada pada level ini. Adapun jenis reksadana pendapatan tetap dan pasar uang lebih direkomendasikan untuk tipe investor konservatif. 

Alasannya, jenis reksadana tersebut cenderung menghasilkan return yang konsisten dan memiliki nilai fluktuasi yang kecil. 

Baca Juga : 5 Cara Mudah Investasi Saham yang Benar Agar Pemula Bisa Untung

3. Menentukan Jangka Waktu Investasi Reksadana 

Tidak hanya tujuan investasi, menentukan jangka waktu juga penting bagi para pemula. 

Perlu diketahui bahwa reksadana merupakan investasi yang jangka waktunya sangat fleksibel. Artinya, reksadana dapat digunakan untuk berinvestasi dalam jangka yang singkat di bawah 1 tahun, jangka menengah hingga jangka panjang. 

Penentuan jangka waktu akan berpengaruh pada jenis reksadana yang cocok. Gambarannya sebagai berikut: 

  • Investasi jangka waktu di bawah setahun, lebih cocok menggunakan reksadana pasar uang seperti deposito;
  • Investasi jangka waktu antara 1 hingga 2 tahun, lebih cocok menggunakan reksadana pendapatan tetap;
  • Investasi jangka waktu lebih dari 5 tahun, lebih cocok memilih reksadana saham. 

Baca Juga : Ingin Memulai Investasi? Ketahui Dulu Perbedaan Reksadana dan Saham

4. Memilih Manajer Investasi Reksadana yang Kredibel 

Cara investasi reksadana yang aman bagi pemula adalah memilih manajer investasi yang kompeten dan dapat dipercaya. 

Baca Juga  Yuk Pahami Aturan Premi Asuransi Kredit Mobilmu

Sederhananya, manajer investasi merujuk pada perusahaan yang berwenang mengelola dana investasi dari pemilik modal dan menempatkan ke dalam sejumlah instrumen investasi. 

Manajer investasi yang kredibel pasti sudah terdaftar resmi dan diawasi langsung oleh OJK. Dengan begitu, legalitasnya tidak kabur. 

Mengapa manajer investasi begitu penting bagi investor pemula? Sebab, manajer investasi menggenggam tugas penting yang meliputi: 

  • Mengalokasikan dana investasi untuk jenis-jenis reksadana yang sesuai profil risiko investor;
  • Membuat keputusan mengenai jenis reksadana yang menjanjikan untuk dibeli;
  • Menganalisis pasar untuk menentukan waktu terbaik menjual instrumen investasi;
  • Membuat laporan hasil investasi dan menyampaikan ke investor. 

Baca Juga : Reksadana Terbaik Paling Cuan Untuk Pemula 2021

5. Memilih Platform untuk Membeli Reksadana 

Menjadi instrumen yang paling banyak diminati menyebabkan perusahaan penjual reksadana memberikan akses yang mudah bagi para investor. 

Ada dua cara untuk membeli reksadana yakni secara offline dan online. 

  • Pembelian secara Offline

Instrumen reksadana dapat dibeli dengan mendatangi lembaga perbankan secara langsung. Pihak bank akan menawarkan berbagai jenis reksadana, seperti obligasi, deposito saham atau surat berharga. 

Hanya saja, membutuhkan modal yang cukup besar untuk membeli reksadana dari pihak bank secara langsung. Kisarannya antara 5 juta rupiah hingga 50 juta rupiah. 

Baca Juga : Ini Cara Mudah Investasi Reksadana di Bareksa Agar Cuan Bertambah!

  • Pembelian secara Online

Alternatif yang kedua adalah dengan memanfaatkan layanan online melalui manajer investasi maupun aplikasi yang bermitra dengan manajer investasi tertentu. 

Cara investasi reksadana online sangat praktis dan lebih murah. Modal yang dibutuhkan mulai dari 100 ribu rupiah hingga 500 ribu rupiah. Pilihan yang recommended untuk para pemula. 

Investor cukup memilih aplikasi investasi reksadana yang terdaftar resmi dan di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan. 

Registrasi akun diperlukan untuk bisa melakukan transaksi jual-beli reksadana. Proses pembelian jenis reksadana, penjualan reksadana untuk diuangkan hingga pembayaran dilakukan secara online sehingga lebih cepat. 

Baca Juga : 5 Investasi Online yang Cocok untuk Pemula

6. Memulai dengan Modal yang Minim

Cara investasi reksadana yang direkomendasikan untuk pemula yaitu memulai dengan modal yang minim terlebih dahulu. Jangan terlalu gegabah dalam mengambil langkah awal karena ingin segera mendapatkan keuntungan yang besar. 

Baca Juga  9 Saham Consumer Goods Terbaik di Indonesia

Sebagai pemain baru di dunia investasi, perlu adanya kecermatan dan kesabaran. Sebaiknya, alokasi dana investasi yang dikeluarkan jangan terlalu besar. Intinya, sesuaikan dengan kesanggupan finansial. 

Manfaatnya, dana untuk pos pengeluaran lain tidak akan terganggu. Investasi tetap jalan, kebutuhan lain juga masih dapat dipenuhi dengan baik. 

Jika sudah berjalan, barulah mulai untuk menambah sedikit demi sedikit modal investasi. 

Baca Juga : Memahami Cara Kerja Reksadana Bagi Pemula Supaya Cuan Bertambah

7. Mengenali Biaya Reksadana 

Dalam berinvestasi reksadana, seorang investor perlu mengetahui apa saja biaya yang harus ditanggung. 

Sebagai gambaran, beberapa jenis biaya tersebut antara lain: 

  • Biaya pembelian yang dibebankan pada investor ketika melakukan transaksi pembelian unit reksadana;
  • Biaya penjualan yang harus dibayarkan ketika investor menjual unit reksadana sehingga dana investasi dapat dicairkan ke rekening investor; 
  • Biaya pengalihan yang dibebankan pada investor ketika berganti dari jenis reksadana A ke jenis reksadana B. 

Umumnya, besaran biaya sudah tertulis dalam prospektus dan nilainya tergantung dari kebijakan tiap agen penjual reksadana. 

Sebaiknya, prioritaskan untuk memilih pihak penjual yang menarik biaya paling kecil namun pelayanannya tetap memuaskan. Beban biaya yang lebih kecil tentu dapat memaksimalkan keuntungan yang nantinya diperoleh. 

Pemula perlu menerapkan cara investasi reksadana yang benar agar potensi keuntungannya tinggi. Penentuan tujuan investasi dan jangka waktu harus benar-benar dipikirkan dengan matang. 

Beruntung, reksadana adalah instrumen yang dikelola oleh manajer investasi sehingga investor pemula tidak perlu pusing memikirkan alokasi dana investasi. 

Selain itu, profil risiko juga dapat diketahui melalui aplikasi investasi. Hampir semua aplikasi menyediakan fitur untuk mengkategorikan profil investor berdasarkan data yang dimasukan.

Baca Juga : Cara Bermain Saham Untuk Pemula Mudah dan Menguntungkan

*NB : Ini hanya merupakan edukasi, bukan ajakan untuk membeli satu produk investasi, pembaca diminta mempertimbangkan sendiri keputusan pembelian. Atur pundi tidak bertanggungjawab atas kerugian yg mungkin timbul.

Related Posts