Memilih investasi jangka panjang memiliki alasan tersendiri bagi para investor. Dengan tujuan berbeda-beda, seperti pengembangan dana yang dimiliki, calon investor semestinya memahami dahulu apa pengertian, contoh, dan jenis-jenis investasi ini.
Daftar Isi
Pengertian Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang adalah pilihan investasi yang menanamkan modal dengan berkala dan dana tersebut bisa dicairkan dalam jangka waktu tertentu. Pada investasi jenis ini, dana dapat ditarik paling cepat dalam waktu satu tahun.
Selain itu, investasi ini dapat pula dianggap seperti menanamkan aset kekayaan milik perseorangan atau perusahaan kepada perorangan atau perusahaan lain untuk mendapatkan manfaat, misalnya imbal hasil tetap atau penguasaan terhadap objek lain.
Seperti halnya investasi lain, investasi jangka panjang memiliki beberapa tujuan, antara lain adalah sebagai berikut.
- Mendapatkan pendapatan pasif di tiap-tiap periode. Maksud dari pendapatan pasif ini adalah dana dari royalti, dividen, bunga, dan/atau uang sewa.
- Meminimalisir persaingan antara perusahaan serupa satu dan yang lain.
- Mengarahkan pendanaan khusus, seperti dana untuk keperluan sosial atau dana untuk keperluan ekspansi perusahaan tersebut. Dapat juga untuk menjadi dana pensiun di hari tua bagi perseorangan.
- Menjamin agar bahan baku dan market selalu tersedia untuk produk yang akan dihasilkan.
- Menjadi kendali atas seseorang atau perusahaan dengan adanya sertifikat kepemilikan suatu usaha.
- Menyiapkan tabungan untuk masa mendatang, misalnya biaya untuk pendidikan anak.
Contoh Investasi Jangka Panjang
Calon investor dapat memilih sendiri jenis investasi, baik itu jangka panjang atau jangka pendek, dengan tetap memperhatikan terlebih dahulu bagaimana cara kerjanya serta profil risiko dan manfaat yang ditawarkan.
Sebagai contoh kasus, seorang karyawan bekerja dengan gaji per bulannya adalah sebesar Rp8.000.000 (delapan juta rupiah). Ia akan menyisihkan 10% gajinya untuk diinvestasikan, yakni sebesar Rp800.000 (delapan ratus ribu rupiah) setiap bulan.
Investasi ini berarti seseorang menanamkan modal untuk jangka waktu lebih dari lima tahun. Dengan reksa dana saham, misalnya, karyawan tadi menyisihkan gaji sebesar Rp800.000 per bulan. Maka, dana yang ia miliki ialah Rp800.000 x 60 bulan = Rp48.000.000.
Misalnya, performa reksa dana saham lima tahun terakhir mencapai 89,5%, maka keuntungan karyawan tersebut adalah Rp48.000.000 x 89,5% = Rp42.960.000. Keuntungan ini dikurangi dengan biaya manajer investasi sebesar Rp100.000, sehingga keuntungan bersih adalah sebesar Rp 42.860.000.
Jenis Investasi Jangka Panjang
Dari pembahasan contoh di atas, reksa dana saham merupakan salah satu jenis investasi dengan jangka panjang. Selain itu, instrumen atau produk investasi apalagi yang memiliki jangka panjang dalam prosesnya? Simak penjelasan berikut ini.
1. Investasi Properti
Investasi ini banyak digemari sebab manfaatnya dapat dikatakan cukup besar. Kebutuhan masyarakat akan properti yang menanjak tiap tahun adalah penyebab selanjutnya. Investasi properti ini dapat berbentuk tanah, rumah, apartemen, dan sebagainya.
Meski memerlukan modal besar, investasi properti memiliki peluang kerugian kecil. Investasi ini pun menjadi istimewa karena tidak dipengaruhi oleh kondisi inflasi di suatu negara.
2. Investasi Obligasi
Obligasi adalah investasi berbentuk surat utang yang menjadi bukti transaksi pinjaman oleh pihak penerbit obligasi bersama pihak pemilik dana. Biasanya, investasi ini berjangka waktu selama dua sampai tiga tahun atau lebih.
Di masa ini, surat utang negara sudah dapat diakses dengan mudah setelah Surat Berharga Negara ritel (SBN ritel) diterbitkan oleh pemerintah, di mana investor individu Warga Negara Indonesia (WNI) memungkinkan untuk membeli secara online dan terjangkau lewat Mitra Distribusi.
Investasi obligasi juga memiliki risiko rendah. Ini membuatnya cocok dan kerap dipilih oleh para investor pemula.
3. Investasi Saham
Saham adalah salah satu instrumen investasi yang memperlihatkan kepemilikan perusahaan ataupun perorangan terhadap aset perusahaan atau perorangan lain. Manfaat utama dari investasi saham merupakan pembagian dividen dan selisih antara harga jual dan harga beli.
Investasi saham dalam jangka panjang dapat memberi keuntungan tetap tiap tahunnya. Bila nilai investasi besar, maka keuntungan yang dapat diperoleh dari dividen dapat lebih besar pula.
4. Investasi Emas
Keberadaan emas sebagai logam mulia masih digemari oleh semua kalangan masyarakat untuk dijadikan instrumen investasi, termasuk investasi jangka panjang. Pasalnya, meski perekonomian suatu negara mengalami pasang surut dan naik, nilai jual emas cenderung tidak berubah.
Karena itu pula, investasi ini dapat dikatakan menjanjikan. Dengan risiko rendah, investasi emas juga banyak dipilih oleh para investor pemula.
5. Investasi Reksadana
Reksadana adalah pengumpulan dana oleh masyarakat, dimana dana akan dikelola oleh Manajer Investasi. Manajer ini akan meletakkan dana itu ke dalam bentuk portofolio efek, misalnya saham, obligasi, dan instrumen lain agar memperoleh manfaat.
Investasi reksa dana ini memerlukan dana terjangkau sebab investor dapat memulai dari jumlah Rp10.000 saja. Reksa dana juga terbagi menjadi beberapa jenis, sehingga calon investor mesti memahami dahulu tiap produk yang dipilih bergantung pada profil risiko investasinya.
6. Investasi Program Pensiun
Indonesia memiliki banyak perusahaan dengan tawaran program dana pensiun sebagai salah satu produk investasi yang ada. Ketika seseorang telah merasa tidak lagi produktif, calon investor bisa mendapat dana dari hasil pengembangan pihak perusahaan asuransi.
Namun, program ini tidak menawarkan bunga yang berlimpah seperti instrumen investasi jangka panjang yang lain, karena besar manfaat tergantung jumlah profit dari perusahaan asuransi.
Tips Berinvestasi Jangka Panjang
Sebelum memulai investasi, ada baiknya memperhatikan tips-tips berikut ini untuk meminimalisir bahkan menghindari kerugian dari jenis investasi ini yang dipilih.
1. Memahami Saham yang Hendak Dipilih
Saham merupakan salah satu instrumen investasi berisiko tinggi. Karena itu, perlu sungguh-sungguh dalam memperhatikan perusahaan secara fundamental. Tidak perlu terburu-buru, apalagi asal memilih, karena perusahaan bangkrut akan menghilangkan aset investor pula.
2. Mempelajari Analisis Fundamental dan Teknikal
Memilih investasi saham berarti harus belajar mengenai kedua analisis tersebut agar tidak keliru memilih saham dan meminimalisir kerugian di masa depan. Analisis fundamental ialah analisis mengenai kelayakan suatu perusahaan.
Sementara itu, analisis teknikal umumnya digunakan ketika memprediksi harga saham di pasaran. Calon investor dapat melihat data pasar tahun-tahun sebelumnya, khususnya yang berhubungan dengan tren pergerakan harga.
3. Menyiapkan Dana Darurat
Sebelum memilih jenis investasi jangka panjang, ada baiknya bila calon investor sudah mempunyai dana darurat untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam berinvestasi jangka panjang, uang yang telah diserahkan tidak akan bisa diambil lagi sebelum jangka waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Memulai dengan Segera
Tidak perlu ragu dan segeralah memulai ini. Apabila tiga tips di atas sudah siap dan matang, maka calon investor dapat langsung memulai investasinya. Tidak perlu dengan modal besar, tetapi sisihkan saja berapapun jumlah ‘uang dingin’ yang ada.
5. Kunci Sukses adalah Sabar
Hal ini adalah yang terpenting dan harus ada pada setiap diri investor. Agar keuntungan bisa maksimal pada masa akhir investasi, seorang investor harus sabar dan bersedia menunggu dalam waktu yang sedikit lama, sebab keuntungan akan datang di akhir periode nanti.
Berbagai alasan mendasari pemilihan instrumen investasi, termasuk investasi jangka panjang. Sebagaimana maksud dasar dari investasi, sebaiknya tetap mempelajari manfaat-manfaat yang ditawarkan serta profil risiko yang ada agar di kemudian hari tidak merasa rugi.
*NB : Ini hanya merupakan edukasi, bukan ajakan untuk membeli satu produk investasi, pembaca diminta mempertimbangkan sendiri keputusan pembelian. Atur pundi tidak bertanggungjawab atas kerugian yg mungkin timbul.