BI telah memutuskan untuk menaikkan jumlah suku bunga menjadi 4,25% dan suku bunga deposit facility yang juga ikut naik hingga 3,5%. Sedangkan kenaikan suku bunga lending facility akan ikut naik hingga mencapai 5%.
Keputusan mengenai kenaikan pada suku bunga tersebut telah ditetapkan di Bulan September tahun 2022 pada Rapat Dewan Gubernur BI. Rapat tersebut digelar selama dua hari yang tujuannya adalah, untuk menentukan kebijakan moneter bank sentral dan juga arah suku bunga tersebut.
Dampak yang paling menonjol dari naiknya suku bunga tersebut bisa dilihat dari bidang properti. Akan ada penyesuaian pada harga properti, dan karena bunga pinjamannya naik maka kontraktor dan juga developer harus menyesuaikan harga pada konsumen akhir yang dipassing-troughkan.
Daftar Isi
Dampak Kenaikan Suku Bunga BI
Dalam hal ini konsumen tentu tidak akan siap menghadapi kenaikan, apabila bunga KPR untuk floating ratenya naik hingga 1 – 3%. Maka dari itu akan ada banyak anak-anak muda yang kesulitan dalam menjangkau pembelian rumah.
Jika harus mencicil KPR pun terpaksa harus menjalani kehidupan dari rumah ke tempat bekerja yang jaraknya jauh. Pasalnya rumah yang bisa dibeli dengan KPR dan harganya masih terjangkau jauh dari wilayah perkantoran atau pusat kota.
Bisa jadi, perjalanan dari rumah ke tempat bekerja itu mencapai 2 jam perjalanan. Pada akhirnya hal itu menjadi salah satu dampak dari kenaikan suku bunga dalam kehidupan sehari-hari.
Pinjaman rumah dan kendaraan saat ini menjadi kebutuhan bagi anak muda yang berkaitan dengan dunia pekerjaannya. Sehingga mereka akan sangat terdampak dari kenaikan tersebut.
Ditambah lagi dengan biaya hidup yang menjadi lebih mahal dengan kenaikan lainnya seperti BBM, bahan pangan, dan suku bunga. Ekonomi kita saat ini masih belum pulih tapi masih juga terkena inflasi. Masih banyak orang yang belum menerima gaji secara penuh karena dampak pandemi.
Kenaikan ini pada akhirnya juga akan ikut berdampak di bidang otomotif karena sejak tahun 2014 lalu. Penjualan sudah mengalami penurunan hingga 14%. Dengan naiknya suku bunga akan berdampak juga pada para produsen otomotif tersebut.
Dampak Kenaikan Suku Bunga di Kehidupan Sehari-hari dan Sektor Lainnya
Penjelasan lebih lengkap mengenai kenaikan dari suku bunga di berbagai sektor kehidupan dan juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, akan diuraikan di bawah ini:
1. Biaya KPR dan Pinjaman Usaha Akan Membengkak
Pengetatan moneter yang terjadi saat ini akan membuat tingkat suku bunga acuan baik di lembaga keuangan konvensional, maupun di lembaga perbankan akan ikut membengkak.
Biaya kredit pada bank pun akan menjadi lebih mahal termasuk kredit untuk kendaraan bermotor dan kredit KPR. Maka dampaknya akan terjadi pada pengusaha karena akses dalam memperoleh usahanya akan menjadi lebih mahal.
Hal itu juga akan berdampak dalam hal pertumbuhan ekonomi di masyarakat yang akan terus berkurang.
2. Penyaluran Kredit yang Anjlok
Dari data yang dibuat di bulan Juli lalu, tingkat pertumbuhan kredit di lembaga perbankan masih cukup bagus. Bahkan ada kenaikan di dalamnya sekitar 10% banyaknya. Tapi efek pengetatan moneter terjadi setelah Bulan Juli.
Maka hal itu belum bisa dilihat bagaimana dampaknya pada pertumbuhan kredit yang ada di lembaga perbankan. Secara logika, akan terjadi penurunan penyaluran dan juga pertumbuhan kredit dalam dunia perbankan.
Bahkan bisa dipastikan penurunan ini sudah berada di tingkat single digit, atau di bawah 10% kurang lebih.
3. Pertumbuhan Sektor Riil yang Mulai Terhambat
Dampak lainnya dari kenaikan suku bunga juga terlihat dari pertumbuhan sektor riil yang mulai terhambat.
Secara otomatis pertumbuhan di sektor riil ini disebabkan oleh kurangnya jumlah dana, atau penyaluran dana yang terhambat yang dimana pertumbuhannya pun akan ikut terhambat. Itulah sebabnya segala hal yang terjadi di berbagai sektor tidak berjalan dengan baik.
4. Masyarakat Lebih Memilih untuk Menabung
Masyarakat UI dan para ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi mengatakan bahwa, suku bunga acuan dari BI yang mengalami kenaikan ini membuat sikap dan perilaku masyarakat pun ikut berubah dalam hal mengalokasikan dana.
Dampaknya akan terlihat dari perubahan perilaku masyarakat yang terbiasa konsumtif menjadi lebih hemat dan menabung. Dengan begitu, imbas dari menabung seharusnya ikut mengalami peningkatan.
Tingkat suku bunga yang menjadi lebih tinggi juga menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk mau menabung di bank, atau setidaknya menyimpan uang. Bagi para nasabah/konsumen mereka juga akan menyimpan uang dibandingkan dengan menghabiskannya.
Hal itu disebabkan oleh tingkat inflasi yang cukup tinggi sehingga menghabiskan uang, akan menjadi sesuatu yang berat karena harga-harga menjadi mahal.
Tingkat spending ini nantinya bisa berkurang dan masyarakat pun akan lebih cenderung memilih untuk menyimpan uang di lembaga keuangan atau di bank.
5. Lapangan Kerja yang Baru Berkurang
Apabila melihat dampaknya lebih jauh lagi kenaikan dari suku bunga ini juga akan berdampak pada usaha sektor riil yang terganggu. Bisnis terhambat ditambah lagi dengan ketersediaan lapangan kerja yang akan bermasalah di Indonesia.
Hal ini juga berhubungan dengan penciptaan lapangan kerja, yang dimana kesempatan dalam menciptakan lapangan kerja baru bisa terhambat.
6. Biaya untuk Memulai Usaha akan Menjadi Mahal
Kenaikan suku bunga BI juga akan memberi dampak di kehidupan sehari-hari lainnya. Terutama bagi orang-orang yang akan memulai usahanya. Hal itu berkaitan erat dengan suku bunga pinjaman dari lembaga perbankan.
Naiknya suku bunga pinjaman berdampak langsung pada bidang UMKM dan para pengusahanya, yang ketika meminjam modal ke bank bunganya menjadi lebih besar.
7. Kinerja Manufaktur Terhambat
Dampak berikutnya juga akan terlihat pada kinerja manufaktur yang juga terhambat. Kinerja manufaktur ini akan terhimpit di tengah-tengah overheat cost misalnya dari faktor seperti impor bahan baku, harga komoditas global, logistik, dan lain sebagainya.
8. Menekan Inflasi
Walaupun kenaikan pada suku bunga dapat membebankan pinjaman serta cicilan pada suatu bank tertentu, tetapi ada pula sisi positifnya.
Kenaikan ini dapat menekan inflasi yang sedang meninggi sehingga harga bahan baku, bahan pangan, dan yang lainnya bisa lebih terjangkau. Apabila inflasinya terjaga dengan baik daya beli di skala rumah tangga pun akan ikut terjaga.
9. Rupiah Menguat dari Dollar
Dampak berikutnya dari kenaikan suku bunga di kehidupan sehari-hari adalah, menguatnya rupiah dari dollar.
Acuan dari BI yang menaikkan suku bunga tersebut adalah untuk membantu mendorong menguatnya rupiah. Sehingga tekanan pada rupiah pun akan ikut berkurang.
Risiko meningkatnya inflasi secara terus menerus juga menjadi acuan lainnya mengapa BI berani untuk menaikkan kembali suku bunga. Walaupun pada akhirnya hal itu sangat berdampak pada kehidupan masyarakat sehari-hari.
Kenaikan suku bunga memang bisa berpengaruh juga pada pinjaman yang nilai bunganya ikut melonjak. Tetapi untuk pinjaman yang mudah dan cepat cair serta aman bisa dilakukan di gadaikendaraan.com. Ada banyak keunggulan seperti banyak promo dan rate bunga yang rendah.