Saham gorengan menjadi salah satu isu yang sedang banyak dibicarakan dan dibahas oleh para investor saham. Istilah saham semacam ini juga semakin dikenal banyak orang saat kasus Jiwasraya terungkap ke publik di pertengahan 2019.
Apakah Anda ingin mengetahui apa itu saham bernama “gorengan” yang banyak mendatangkan kontroversi di kalangan para investor? Simak pembahasannya sepanjang artikel ini.
Daftar Isi
Pengertian Saham Gorengan
Saham gorengan adalah saham sebuah perusahaan yang mengalami kenaikan di luar kebiasaan atau normalnya, karena kenaikannya sedang direkayasa oleh pelaku-pelaku pasar dengan tujuan untuk kepentingan tertentu.
Kata gorengan disini menjadi analogi dari pergerakan saham yang tidak biasa tersebut. Pada umumnya, saham jenis gorengan ini berlaku pada saham di lapis kedua atau ketiga. Pada saham di lapis pertama, jarang terjadi fenomena ini karena memiliki pemain atau investor yang lebih banyak dan besar.
Cara Kerja Saham Gorengan
Cara kerja saham ini adalah, bandar atau orang yang menjual saham akan menyebarkan isu-isu bohong yang berhubungan dengan industri bisnis atau kinerja perusahaan tersebut.
Kemudian, penjual saham akan membuat sebuah target pembelian saham yang palsu agar terlihat banyak investor yang tertarik dengan saham perusahaan tersebut.
Hal ini akan menghasilkan harga saham yang kian menanjak dan banyak investor yang mulai tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya investor yang ingin membeli, maka penjual saham bisa menjual saham tersebut dengan harga lebih tinggi dibandingkan saat membelinya.
Saham gorengan memang memiliki beberapa hal negatif namun tidak masalah jika Anda sebagai investor ahli menggunakannya sekali-kali. Hal ini sama seperti kata yang menjadi analoginya yaitu gorengan.
Gorengan tidak akan baik jika dikonsumsi terlalu banyak karena bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti kolesterol atau darah tinggi. Sama halnya dengan saham yang satu ini.
Ciri-Ciri Saham Gorengan
Dengan adanya fenomena seperti ini, membuat Anda harus lebih berhati-hati saat ingin berinvestasi. Untuk membantu Anda menganalisis apakah saham tersebut merupakan gorengan atau bukan, lakukan analisis beberapa ciri-cirinya. Berikut ciri-cirinya:
1. Volume dan Nilai Dari Transaksi Harian Tidak Wajar
Ciri-ciri pertama dari saham yang gorengan adalah volume dan nilai dari transaksi saham tersebut tidak wajar. Biasanya nilai dan volume harian saham pada lapis kedua dan yang ketiga lebih rendah jika dibandingkan lapis pertama.
Jadi, ketika saham lapis kedua memiliki volume dan nilai transaksi yang lebih tinggi dibandingkan saham di lapis pertama atau big cap, Anda perlu mencurigai bahwa saham tersebut adalah saham yang gorengan.
Selain melihat dalam hal volume dan nilai transaksi, Anda juga bisa menganalisanya melalui bid dan offer saham tersebut. Bid merupakan antrian beli saham di harga yang rendah, dimana offer merupakan antrian jual saham saat harga tinggi.
Berdasarkan informasi yang ditulis oleh CNBC, transaksi saham yang gorengan berada dalam jumlah yang besar tetapi posisi bid dan offer nya tipis atau rendah.
2. Kinerja Keuangan & Emiten Tidak Sejalan dengan Kenaikan Harga Saham
Ciri-ciri kedua dari saham yang gorengan adalah kinerja keuangan saham gorengan tidak sejalan karena pergerakan harga yang terlalu ekstrim. Dan biasanya, saham ini tidak disertai dengan pemberitaan dan informasi dari bagian internal emiten.
Jadi, apabila saham yang mengalami kenaikan harga, maka normalnya kinerja keuangannya juga akan tumbuh. Namun, jika saham yang gorengan, harga saham yang naik ekstrim bisa saja malah kinerja keuangannya turun drastis.
Disini Anda perlu curiga dan waspada ketika menemui saham yang memiliki laporan yang seperti ini.
3. Nama Saham Terdapat di Daftar Unusual Market Activity atau UMA
Ciri-ciri ketiga dari saham yang gorengan 2022 adalah nama saham tersebut terdapat di daftar Unusual Market Activity atau UMA yang dibuat oleh Bursa Efek Indonesia atau BEI.
BEI memiliki peran dalam melihat apakah saham tersebut merupakan saham gorengan atau bukan. Apabila BEI menemukan adanya pergerakan perubahan harga saham yang signifikan, maka BEI akan memasukkannya ke dalam daftar UMA.
Namun, semua saham yang masuk dalam daftar UMA tidak berarti semuanya adalah gorengan. Hal ini karena daftar UMA dibuat oleh BEI agar investor bisa berhati-hati dengan nama-nama saham yang ada di dalam daftar tersebut.
Semua saham yang memiliki penguatan harga di luar kebiasaan atau normal, akan secara otomatis masuk ke dalam daftar Unusual Market Activity. Hal ini karena BEI memperkirakan bahwa saham tersebut sedang dibandari oleh predator pasar.
4. Saham Tidak Dapat Dianalisis
Ciri-ciri keempat dari saham gorengan adalah saham tersebut tidak dapat dianalisis karena kinerja keuangan saham tidak setinggi kenaikan harga saham di pasar. Saham yang gorengan tidak bisa dianalisis sebagaimana saham-saham normal lainnya.
Dengan tidak bisa dianalisisnya saham, maka akan mempersulit pemilik saham untuk bisa memperkirakan harga saham di masa depan. Dengan demikian, pemilik saham gambling apakah akan untung atau merugi di masa depan ketika membeli saham yang gorengan.
Bagaimana Cara Menyikapinya?
Saham gorengan akan menjadi saham yang menguntungkan ketika Anda mengerti mengenai resiko dan cara menyikapi saham yang satu ini. Berikut beberapa cara dalam menyikapi saham yang gorengan.
1. Membeli dalam Jumlah yang Secukupnya
Cara yang pertama adalah dengan membeli saham dalam jumlah yang secukupnya. Dalam melakukan investasi, dikenal peribahasa “Don’t put your egg in one basket” dimana memiliki arti jangan sampai mengalokasikan semua dana Anda dalam satu jenis dan instrumen investasi.
Jadi, jika Anda ingin membeli saham yang diduga gorengan, hindari menginvestasikan semua uang Anda untuk saham tersebut. Hal ini karena nilai saham tersebut akan sulit diprediksi sehingga resikonya akan lebih besar dibandingkan saham biasanya.
2. Selalu Memantau Harga Pasar
Cara yang kedua adalah dengan selalu memantau harga pasar. Dengan selalu memantau harga pasar, Anda akan bisa melihat apakah nilai saham gorengan milik Anda melebihi batas toleransi atau tidak.
Jika sudah melebihi batas toleransi, maka Anda harus segera menjual saham tersebut dimana biasa disebut dengan cut loss.
Cut loss adalah sebuah tindakan cepat untuk menjual saham yang dimiliki guna menghindari kerugian yang lebih besar karena pergerakan harga yang tidak sesuai dengan perkiraan.
3. Jangan Terlalu Lama Dipegang
Cara yang ketiga adalah jangan terlalu lama memegang saham yang gorengan dengan harapan saham akan memberikan keuntungan yang sangat besar.
Saham yang gorengan meskipun diklaim saham terbaik, sebetulnya tidak memiliki harga yang mudah diperkirakan karena harganya dipermainkan oleh bandar. Jadi, harganya akan sangat sulit diprediksi.
Maka, jangan sampai terlalu lama memegang saham yang gorengan terlebih jika Anda tidak ingin mengalami resiko yang besar di masa depan.
Saham gorengan bisa Anda gunakan sesekali terlebih jika Anda sudah paham mengenai resiko yang harus dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya.
*NB : Ini hanya merupakan edukasi, bukan ajakan untuk membeli satu produk investasi, pembaca diminta mempertimbangkan sendiri keputusan pembelian. Atur pundi tidak bertanggungjawab atas kerugian yg mungkin timbul.