Dalam beberapa tahun terakhir, saham konstruksi terbaik memang sangat diminati oleh investor. Hal tersebut tidak terlepas dari pembangunan infrastruktur besar-besaran di berbagai daerah di industri yang berdampak pada naiknya peluang meraup keuntungan dari investasi saham konstruksi.
Saham konstruksi merupakan saham dari suatu perusahaan, baik BUMN maupun swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi bangunan, properti, pengembangan lahan, jalan tol, dan sebagainya. Saham tersebut bisa didapatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Daftar Isi
Daftar Saham Konstruksi Terbaik dan Terlengkap 2022
Investasi saham konstruksi memang terdengar sangat menggiurkan. Namun, para investor harus tetap berhati-hati sebelum memutuskan untuk mengucurkan dana ke perusahaan tertentu. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan agar tidak salah mengambil keputusan pada akhirnya.
Bagi para pialang saham yang tertarik untuk berinvestasi ke perusahaan konstruksi, di bawah ini adalah beberapa daftar saham konstruksi yang bisa dijadikan bahan referensi:
1. Total Bangun Persada (TOTL)
Perusahaan swasta ini bergerak di bidang konstruksi dan layanan sejenis. Total Bangun Persada beroperasi sejak tahun 1970 dan telah sukses mengerjakan puluhan proyek pembangunan di berbagai penjuru Indonesia. Jadi, performa dan kredibilitasnya tidak perlu diragukan lagi.
Bahkan, pandemi Covid-19 juga tidak menghalangi TOTL untuk mendapatkan proyek besar. Sebab pada akhir 2020 perusahaan ini menandatangani kontrak dengan Intiland Development, yaitu membangun apartemen SQ Res dan targetnya akan selesai pada awal tahun 2023.
Sebelumnya, saat mengerjakan proyek Sakura Garden City pada Maret 2021 lalu, TOTL mendapatkan emiten kontrak baru untuk membangun hotel dengan dana senilai Rp26 miliar.
Pada tahun 2020, TOTL berhasil mendapatkan kontrak sebesar Rp837 miliar. Di tahun 2021, angka tersebut mengalami kenaikan hingga 138,9%, karena nilai kontrak yang didapatkan mencapai Rp2 triliun. Target TOTL saat ini adalah tender pembangunan shopping mall, apartemen, dan sebagainya.
2. PT Pembangunan Perumahan (PTPP)
Perusahaan saham konstruksi BUMN ini memiliki banyak aset yang telah dikenal oleh masyarakat luas. Proyek pertama perusahaan yang berdiri pada tahun 1953 ini adalah pembangunan perumahan.
Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, PTPP mulai mengincar tender lebih besar. Hingga saat ini, PTPP telah membangun banyak gedung megah, seperti Hotel Indonesia, Ambarukmo Palace Hotel Yogyakarta, Bali Beach Hotel, Samudra Beach Hotel, dan sebagainya.
Meskipun sempat mengalami kendala akibat pandemi Covid-19. Namun, PTPP berhasil pulih di tahun 2021. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan pendapatan PTPP pada kuartal ketiga 2021 yang mencapai angka hingga 9,7%. Jika dirupiahkan, maka income perusahaan ini adalah sebesar Rp11 triliun.
Sejumlah analis memprediksi bahwa nilai kontrak PTPP memiliki potensi mengalami peningkatan hingga puluhan triliun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Menariknya, harga saham PTPP di BEI dibanderol dengan harga murah, namun tetap menguntungkan bagi investor. Tidak heran apabila diminati oleh para investor saham.
3. Wijaya Karya (WIKA)
Salah satu saham konstruksi terbaik dimiliki oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. WIKA adalah satu dari segelintir perusahaan kontraktor terbesar di tanah air. BUMN yang telah berdiri sejak 1960 silam ini pada awalnya diberi nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja.
65% emiten saham WIKA dimiliki oleh pemerintah RI. Bidang bisnis WIKA meliputi beberapa aspek, mulai dari engineering, procurement, dan construction. Sementara itu, salah satu proyek terbesar yang pernah ditangani diantaranya adalah, Terminal 3 Bandar Udara Soekarno-Hatta.
Berdasarkan hasil data dari kuartal ketiga tahun 2021, saham WIKA bisa dikatakan stabil. Terjadi kenaikan pendapatan serta laba bersih dari Januari-September 2021. Diketahui bahwa laba bersih WIKA meningkat hingga 41% dari Rp112 miliar menjadi Rp190 miliar.
4. Adhi Karya (ADHI)
Para pialang saham tentu sudah sangat familiar dengan perusahaan yang bergerak di sektor konstruksi dan pembangunan ini, bukan? Usaha yang dikelola ADHI meliputi berbagai aspek meliputi, konstruksi, properti, industri, engineering & construction, hingga investasi.
Meskipun sempat terkena imbas pandemi Covid-19. Namun, performa keuangan ADHI mulai kembali pulih. Para analis saham meyakini bahwa apabila kinerja ADHI dengan kontrak terbarunya bisa mendapatkan hasil optimal, maka pendapatan perusahaan BUMN ini bisa naik hingga 13%.
Berdasarkan informasi terakhir, pendapatan dan laba yang diperoleh ADHI memang mengalami penurunan drastis mencapai 71%, dari Rp80 miliar ke Rp23 miliar. Meskipun begitu, nyatanya ADHI masih menjadi salah satu emiten yang memiliki pasar terbesar di Indonesia.
5. Waskita Karya (WSKT)
Saham konstruksi terbaik selanjutnya datang dari perusahaan konstruksi milik BUMN, yaitu Waskita Karya. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1961, dan merupakan salah satu perusahaan hasil nasionalisasi karena pada awalnya dikelola oleh pihak pemerintah Belanda.
Beberapa karya WSKT yang masih berdiri megah hingga saat ini adalah, Menara Mandiri Plaza, Gedung BNI 46, Hotel Shangri-La, dan Gedung Bank Indonesia (BI).
WSKT mulai melepaskan sahamnya ke BEI pada tahun 2012 silam, dan mendapat sambutan meriah dari para investor saham. Pada kuartal ketiga 2021, WSKT membukukan keuntungan sebesar Rp232 miliar. Angka tersebut lebih besar dibandingkan tahun 2020, yakni Rp229 miliar.
Perolehan laba bersih WSKT didukung oleh divestasi tiga jalan tol senilai Rp2,1 triliun. Untung tersebut dapat digunakan sebagai pembiayaan proyek, modal kerja, dan peningkatan produktivitas pekerja.
Tingginya nominal keuntungan yang didapatkan Waskita Karya memang seolah menjadi pengukuh posisinya sebagai satu dari beberapa perusahaan dengan status blue chip.
6. Jasa Marga (JSMR)
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa Jasa Marga memang kerap dianggap sebagai BUMN dengan saham konstruksi terbaik. Pasalnya, JSMR memiliki peran cukup besar dalam proyek pembangunan jalan tol di tanah air, yang membuat nilai sahamnya tetap aman dan stabil.
Di tengah situasi pandemi Covid-19, JSMR tetap dapat mempertahankan stabilitas keuangannya. Hal ini bisa dilihat dari data kuartal III 2021. BUMN ini berhasil meraup laba Rp192 miliar.
Nilai tersebut berbanding terbalik dengan periode kuartal III 2020. Saat itu, JSMR mengalami kerugian mencapai Rp309 miliar akibat pemberlakuan PPKM.
7. Surya Semesta Internusa (SSIA)
Diketahui, bahwa emiten saham konstruksi swasta ini masih berada dalam fase pemulihan akibat terdampak pandemi Covid-19. Akan tetapi, para analis optimis bahwa Surya Semesta Internusa akan pulih secara bertahap dari kendala ekonomi yang saat ini sedang dihadapi.
Pada kuartal III 2021, Surya Semesta Internusa membubukan penambahaan rugi bersih menjadi Rp245 miliar. Kerugian tersebut disebabkan lemahnya performa keuangan pada semua usaha, khususnya bisnis konstruksi dan merosotnya penjualan lahan industri.
Surya Semesta Internusa diprediksi masih akan membukukan kerugian hingga akhir tahun 2021. Hanya saja, seperti telah disebutkan, bahwa beberapa analis masih merekomendasikan para investor untuk membeli saham SSIA yang saat ini berada pada harga Rp800 per lembar.
Tertarik untuk terjun ke dunia investasi saham perusahaan konstruksi? Beberapa saham konstruksi terbaik dari BUMN dan swasta di atas dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Namun, untuk mengetahui kondisi perusahaan lebih jelasnya, bisa langsung meluncur ke BEI.